‘Flash Sale’ andalan Lazada Indonesia
By Oleh Masyitha Baziad September 25, 2015
- Rata-rata produk dalam program jual cepat habis terjual dalam 10 menit
- Kesiapan infrastruktur penting saat animo akan flash sale melesat
FENOMENA model penjualan ritel ‘cepat terbatas’ atau sering disebut dengan ‘flash sale ’sudah setahun terakhir berkembang di Indonesia. Adalah Lazada, sebuah perusahaan e-commerce yang berkantor pusat di Singapura yang pertama kali membawa konsep ‘flash sale’ masuk ke Indonesia.
“Model flash sale ini sudah banyak digunakan di berbagai negara di dunia dan merupakan salah satu bentuk penjualan paling popular. Namun di Indonesia sendiri, kami (Lazada—red) yang pertama kali memperkenalkan dan menggunakannya untuk menjual produk,” kata Chief Marketing Officer Lazada Indonesia Sebastian Sieber usai konferensi pers dengan media di Jakarta, 22 September 2015.
Sebastian mengklaim Lazada masih menjadi e-commerce terbesar dengan konsep ‘flash sale’ di tanah air, meski konsep penjualan cepat ini telah diadopsi oleh e-commerce dan portal belanja daring lain.
Asal tahu saja, Lazada Indonesia memulai konsep flash sale sejak 16 September 2014, yang diawali dengan produk Xiaomi Redmi 1S. Meski saat itu konsep flash sale terbilang baru di tanah air, animo pelanggan yang besar mampu membuat 10.000 unit Redmi 1S terjual habis dalam 12 menit.
“Melihat begitu besar sensasi flash sale saat itu, kami pun memutuskan untuk meneruskan penjualan Redmi 1S selama sebulan penuh. Hasilnya, 100.000 unit Redmi 1S habis terjual dalam waktu satu bulan,” kata Public Relation Manager Lazada Indonesia, Tania Amalia.
Kesuksesan mendorong penjualan dengan konsep flash sale kemudian dilanjutkan oleh Lazada hingga saat ini. “Selama satu tahun mengusung program flash sale sudah ada 15 tipe ponsel pintar yang berhasil terjual dengan model kerjasama yang eksklusif, diantaranya Xiaomi, Lenovo, Alcatel, Infinix dan Meizu,” papar Sebastian.
(Baca juga: Alcatel Flash Plus hits Malaysian market with Lazada tie-up)
Menurut Sebastian respon yang didapat dari pelanggan pada penyelenggaraan flash sale terus meningkat dalam setiap periode, baik dari segi pendaftar, maupun kecepatan sebuah produk terjual. “Rata-rata produk yang disertakan dalam program ini, bisa terjual habis dalam 10 menit,” katanya. “Intinya, kami mencari cara untuk menjual suatu produk dalam waktu yang terbatas, dengan kuantitas yang terbatas, tetapi dengan harga yang terjangkau,” tambah Sebastian.
Sebelumnya, pada April 2015, Lazada menyelenggarakan program flash sale 40.000 unit ponsel pintar besutan Xiaomi seri Redmi 2, yang terjual habis dalam waktu 40 menit. Kemudian, Mei 2015, kerjasama eksklusif Lazada dengan Lenovo secara regional membawa berkah penjualan flash sale sebanyak 5.000 produk Lenovo seri A7000 yang terjual habis dalam waktu 18 menit di Indonesia.
Yang terakhir pada Agustus 2015, produsen ponsel pintar lainnya Meizumen menjual 6.000 unit produknya melalui flash sale Lazada, yang habis terjual dalam waktu 60 menit. Rencananya, minggu depan, Lazada akan kembali mengadakan program serupa dengan membesut produk ponsel pintar Lenovo A7000 edisi khusus.
“Program penjualan flash sale ini meski hanya dilakukan kurang lebih dua kali selama sebulan, namun bisa meningkatkan lalu lintas kunjungan ke situs web saat program telah berakhir,” ujar Sebastian kepada Digital News Asia (DNA).
‘Flash Sale’dan kematangan infrastruktur
Besarnya animo masyarakat terhadap model penjualan flash sale pada awalnya sempat membuat Lazada kaget, dan tidak siap dengan infrastruktur yang memadai, akibatnya saat flash sale sedang berlangsung, tidak jarang sistem daring Lazada mengalami gangguan.
“Saat itu, kami tidak berpikir bahwa permintaan dan lalu lintas ke sistem kami akan sebanyak itu,” aku Sebastian (gambar).
Setahun berlalu, Lazada belajar dari ketidaksiapan infrastruktur yang sebelumnya dialami. Kini, flash sale dapat menampung lebih banyak lalu lintas dari yang diperkirakan.
“Secara sistem kami sudah lebih siap saat ini, namun keluhan dari pelanggan masih ada terutama saat mengakses situs kami, jika lalu lintas sedang ramai, kecepatan situs menurun,” tambahnya.
Sebastian (gambar) mengakui hingga saat ini, Lazada masih terus mengembangkan infrastruktur sistem agar pelanggan yang mengakses situs Lazada tidak lagi mengeluhkan soal lambannya situs ketika dibuka. Selain infrastruktur sistem yang terus diperbarui, Lazada Indonesia juga mengembangkan infrastruktur berupa gudang dan system logistik.
Sebastian menyatakan, saat ini Lazada memiliki gudang penyimpanan yang lebih besar di daerah Jakarta Utara yang baru diresmikan pada Januari 2015 lalu. “Ini merupakan gudang terbesar yang dimiliki oleh perusahaan e-commerce yang beroperasi di Indonesia,” klaim Sebastian.
Ia menambahkan bahwa dioperasikannya gudang sebesar 12.000 meter persegi ini juga untuk mengakomodir para penyedia produk yang tidak memiliki gudang atau tempat penyimpanan yang memadai.
“Selain gudang, Lazada juga memiliki 22 hub pengiriman yang tersebar di seluruh Indonesia. Hub ini memastikan bahwa segala sesuatu yang dipesan melalui Lazada, meski diantar ke daerah luarJawa, akan singgah ke hub ini dan dipastikan sampai dengan kondisi yang baik ke alamat penerima,” katanya.
Meski Lazada tidak menyebutkan nominal investasi untuk ekspansi di Indonesia, Lazada menjelaskan komitmennya untuk menambah jumlah hub pengiriman. “Kami merencanakan membentuk hub pengiriman semakin banyak. Lazada juga berencana akan membuka satu lagi gudang besar di Surabaya untuk memudahkan dan mempercepat pengiriman ke wilayah Jawa bagian timur,” ujarnya.
Sejak didirikan pada tahun 2012, Lazada sudah mengantongi dana investasi sebesar 700 juta euro (US$ 782.9 juta) atau sekitar Rp 11,4 triliun dari beberapa investor, diantaranya Tesco, Temasek, J.P. Morgan, Verlinvest, Investment AB Kinnevik, dan Rocket Internet.
Artikel Terkait:
Alcatel Flash Plus hit Malaysian market with Lazada tie-up
More than 400 e-tailers on board for #MyCyberSale 2015
Still space for another e-shopping player, says GemFive
Untuk mengakses lebih banyak berita-berita teknologi serta informasi terkini, silahkan ikuti kami di Twitter, LinkedIn or sukai laman kami di Facebook.