Sorry, you need to enable JavaScript to visit this website.

30% transaksi di Blibli.com dibayar dengan kartu kredit

  • Pembayaran melalui transfer bank mulai berkurang
  • 70% transaksi belanja dilakukan melalui perangkat mobile
30% transaksi di Blibli.com dibayar dengan kartu kredit

DUKUNGAN ekosistem yang kuat dalam pengembangan bisnis belanja daring menjadi salah satu unsur penting dalam kemajuan industri e-commerce.
 
Beragam cara dilakukan mulai dari membangun infrastruktur yang memadai, meningkatkan kepercayaan pelanggan hingga menyediakan solusi pembayaran yang terpercaya.
 
Tak terkecuali yang dilakukan Blibli.com untuk mendorong pertumbuhan angka belanja daring.
 
Sebagaimana dikatakan chief executive officer PT Global Digital Niaga selaku pengelola Blibli.com, Kusumo Martanto, bisnis e-commerce merupakan bisnis yang berbasis kepercayaan, sehingga pelaku industri harus bisa memastikan keamanan bertransaksi bagi pengguna.
 
Riset yang dilakukan Forrester sepanjang tahun 2015 menunjukkan masyarakat di Indonesia menghabiskan sekitar Rp5,5 juta per tahun hanya untuk belanja daring. 48 persen diantaranya berusia produktif (30-40 tahun) dengan pendapatan lebih dari Rp10 juta per bulan.
 
Tidak mengherankan jika tren belanja daring kian digemari dan produk yang diburu pun semakin beragam. Kusumo menyebut, telah terjadi pergeseran minat belanja masyarakat. Produk yang dibeli secara daring kini bukan hanya terbatas pada gadget, tetapi juga sudah diisi oleh kebutuhan sehari-hari.
 
“Memang saat ini ponsel masih menjadi kategori produk yang paling laku, tapi kalau dilihat dari segi kuantitas justru penjualan kebutuhan sehari-hari dan otomotif  mengalami kenaikannya signifikan,” kata Kusumo, saat ditemui setelah konferensi media di Jakarta, 1 Maret 2016.
 
Bukan hanya pergeseran jenis produk,tetapi juga tingkat kepercayaan bertransaksi daring yang selama ini didominasi kaum laki-laki juga bergeser. Sedikitnya  terdapat 48 persen, pembeli perempuan yang mencari beragam keperluan pribadi maupun kebutuhan rumah tangga.
 
Menariknya, Kusumo menyebut, tingkat kepercayaan pengguna semakin terbangun, sehingga pembayaran tidak lagi didominasi transfer bank.
 
Sedikitnya 30 persen transaksi saat ini sudah menggunakan kartu kredit, sementara pembayaran lainnya diikuti uang elektronik (e-money), transfer dan pembayaran melalui Sevel Eleven serta Indomaret.
 
“Rata-rata di hari-hari normal tanpa ada special event ada 10 ribu transaksi melalui Blibli.com. Jumlah ini tumbuh setiap tahunnya sebesar 5 kali lipat dalam tiga tahun terakhir,” ucapnya.
 
Perangkat mobile dominasi transaksi daring
 

30% transaksi di Blibli.com dibayar dengan kartu kredit

 
Penetrasi pengguna Internet menurut data yang dirilis Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) hingga akhir 2014 mencapai angka 88,1 juta. Dominasi perangkat mobile yakni sekitar 85 persen diakui turut mendorong meningkatnya transaksi belanja daring.
 
Kusumo tidak menampik jika akses internet melalui perangkat mobile kini telah mendominasi traffic belanja daring yakni 70 persen lebih tinggi bila dibandingkan dengan pengguna desktop.
 
Akses belanja daring melalui perangkat mobile memang tinggi terutama di daerah, bukan di kota-kota besar.
 
“Hanya 30 persen pengguna yang bertransaksi melalui desktop, tapi dari dominasi pengguna mobile juga dipilih lagi ada yang mengaksesnya melalui browser atau aplikasi. Kalau dikonversi saat ini pengguna aplikasi sudah 2,3 kali lipat lebih besar dari pengakses melalui browser ponsel,” ungkapnya.
 
Ia juga optimis dukungan ketersediaan pita lebar di sejumlah daerah dan koneksi yang lebih cepat akan turut mempercepat pertumbuhan belanja daring.
 
Untuk mendukung perkembangan ekosistem, Blibli.com memastikan tahun ini akan melakukan sejumlah inisiasi mulai dari menggandeng pihak perbankan sebagai penyedia solusi pembayaran, menyediakan produk dengan menggandeng produsen lokal dan brand global.
 
“Dari sisi mitra bisnis kami memang melakukan kombinasi antara produsen lokal dan brand global seperti official store NBA dan Nike. Sementara untuk produsen lokal kami menargetkan tahun ini bisa menggandeng 10 ribu UKM.
 
“Sejauh ini produsen lokal yang sudah melalui proses kurasi baru berjumlah 1.500,” pungkas Kusumo.
 
Penambahan mitra bisnis lokal tersebut akan melengkapi portofolio kerjasama yang sudah terjalin antara Blibli.com dan SMESCO. Namun kedepannya inisiasi yang baru akan melengkapi kategori Galeri Indonesia yang saat ini sudah diisi koleksi kerajinan lokal.
 
2016 tahunnya e-commerce
 

30% transaksi di Blibli.com dibayar dengan kartu kredit

 
Memasuki tahun 2016 Kusumo (gambar di atas) mengaku optimis Blibli.com kembali tumbuh lima kali lebih besar dari tahun sebelumnya. Target tersebut dianggap rasional bagi pemain marketplace yang sudah eksis selama lima tahun tersebut.
 
“Tahun lalu kami merasa banyak hal penting terjadi di industri e-commerce tanah air, tahun ini kami yakin akan menjadi tahunnya e-commerce untuk tumbuh kian besar,” harapnya.
 
Senada dengan yang diutarakan Kusumo, head of segments Standard Chartered Indonesia Ruddy Martono mengakui jika pertumbuhan industri e-commerce yang kian besar membuat banyak pihak ingin terlibat, termasuk perbankan.
 
Selain menjadi mitra pembayaran, perbankan turut mendorong perkembangan indusri belanja daring melalui inisiasi kemitraan dengan pemain e-commerce.
 
“Kami melihat 2016 itu memang tahunnya e-commerce dan hal itu sejalan dengan fokus perusahaan yang ingin menyasar tiga segmen. Yakni segmen groceries, gaya hidup, dan penikmat wisata,” katanya.
 
Komitmen untuk turut menumbuhkan nasabah di tahun 2016, disebutnya merupakan bagian dari kemitraan jangka panjang yang dilakukan dengan pelaku e-commerce.
 
“Tumbuhnya kelas menengah ke atas yang juga merupakan pengguna internet aktif turut mendorong kami untuk fokus dengan ranah ini,” ucapnya.
 
Meski mengakui sebagai tahun penting untuk perkembangan industri e-commerce, Kusumo memastikan tahun ini pihaknya tidak akan memanfaatkan kesempatan tersebut untuk menggalang investasi tambahan ataupun melakukan IPO (Initial Public Offering).
 
Karena hal itu belum termasuk dalam rencana bisnis jangka panjang perusahaan.
 
“Memang sudah banyak yang mendekati untuk investasi, tapi lagi-lagi kami ingin membawa semangat untuk membesarkan industri e-commerce terlebih dahulu. Selain itu investasi yang kami peroleh dari GDP Venture cukup untuk memperluas channel distribusi dan menambah gudang baru di Jakarta dan Surabaya,” pungkasnya.
 
Disinggung mengenai rencana untuk melantai di bursa, Kusimo menjawab bahwa hal itu belum menjadi bagian dari strategi bisnis perusahaan.
 
Sejauh cash flow perusahaan tumbuh positif selama lima tahun terakhir baginya lebih penting dibandingkan memikirkan rencana IPO.
 
“Masih ada banyak hal yang harus dilakukan, salah satunya menjaga cash flow perusahaan tumbuh positif. Kalau untuk IPO rasanya tidak dalam waktu dekat, 5 tahun kedepan rasanya masih terlalu cepat karena kami ingin ekosistem sudah lebih siap ke  rah sana,” katanya.
 
Artikel Terkait:
 
Strategi Blibli.com menghadapi ekonomi yang tak stabil
 
Hadapi persaingan, Blibli.com gandeng produk lokal

‘Flash Sale’ andalan Lazada Indonesia
 
 
Untuk mengakses lebih banyak berita-berita teknologi serta informasi terkini, silahkan ikuti kami di 
TwitterLinkedIn or sukai laman kami di Facebook.
 

 
Keyword(s) :
 
Author Name :
 
Download Digerati50 2020-2021 PDF

Digerati50 2020-2021

Get and download a digital copy of Digerati50 2020-2021