Dapat suntikan 23 Miliar, Snapcart siap ekspansi ke Filipina

  • Akan digunakan untuk ekspansi pasar di Asia Tenggara
  • Ada penambahan fitur video dan perangkat analitik
Dapat suntikan 23 Miliar, Snapcart siap ekspansi ke Filipina

 
POTENSI belanja offline di tengah maraknya belanja daring (online) dijadikan peluang dan konsep dasar bagi Snapcart.Transaksi jual beli nasional yang 99 persen masih merupakan transaksi offline menjadi peluang bagi Snapcart untuk mengembangkan layanannya.
 
Peluang tersebut menjadi ladang menjanjikan bagi aplikasi mobile Snapcart yang menawarkan reward cashback (uang kembali) untuk setiap struk pembelanjaan offline yang diunggah.
 
Kini, empat bulan setelah resmi tersedia Snapcart mendapatkan suntikan dana pre-seri A sebesar Rp23 miliar atau sekitar US$1,675 juta dari sejumlah investor yakni Wavemaker Partners, SPH Media Fund, SMDV, dan Ardent Capital.
 
“Saya yakin kepercayaan dari para investor yang saat ini kami raih karena keberhasilan awal kami menggandeng dua dari total 35 brand FMCG (fast-moving consumer goods) besar di Indonesia seperti Nestle dan L’Oreal dengan 12 ribu unduhan,” kata founder dan CEO PT Snapcart Digital Indonesia (Snapcart) Reynazran Royono kepada DNA melalui surat elektronik pada 6 Januari 2016.
 
Sekedar informasi, saat resmi diluncurkan September lalu, Snapcart sudah mengantongi investasi awal dari Ardent Capital. Meski angkanya tidak dipublikasikan, namun pendanaan awal tersebut mampu mengokohkan fondasinya.
 
Keterlibatan investor baru disebut Reynazran sebagai sinergi strategis yang kuat. SMDV adalah pemodal ventura asal Indonesia, sementara SPH Media Fund merupakan perusahaan media besar di Singapura (Singapore Press Holding).
 
Singapura merupakan negara yang menjadi business hub dari perusahaan-perusahaan FMCG multinasional. Sedangkan Wavemaker Partners merupakan pemodal ventura yang sudah melakukan investasi di startup yang berkecimpung di big data.
 
Snapcart sebagai aplikasi yang mengumpulkan data dari struk belanja dapat mendukukng perusahaan dalam mengetahui lebih dalam perilaku pembeli dan juga performa dari masing-masing produk.
 
“Sejauh ini produk makanan dan minuman merupakan kategori yang paling sering dibeli dan di-redeem oleh pengguna, sedangkan kosmetik menjadi siklus produk yang lebih lama.
 
Dengan seribu struk yang di-redeem tentu ini menjadi peluang besar bagi perusahaan,” tambah Reynazran atau biasa dipanggil ‘Rey.’
 
Kini, setelah empat bulan tersedia di PlayStore, Snapcart telah diunduh sebanyak 150 ribu kali dan memiliki 85 ribu pengguna aktif bulanan. Di awal tahun 2016, aplikasi yang sama dipastikan akan tersedia untuk pengguna iOS.
 
Perkaya fitur demi 1 juta unduhan
 
Dapat suntikan 23 Miliar, Snapcart siap ekspansi ke FilipinaMeski telah memiliki 35 mitra perusahaan, tahun ini Snapcart menargetkan kombinasi dari sejumlah unique brands di setiap negara. Sepanjang tahun 2016 Rey memproyeksikan lebih dari 200 perusahaan yang termasuk dalam kategori FMCG bisa bekerjasama dengan Snapcart.
 
Selain menawarkan fitur utama berupa uang kembali, Snapcart juga akan menambahkan fitur video engagement dan perangkat dashboard analitik.
 
Fitur-fitur ini akan mengakomodasi brand sesuai dengan platform yang dibutuhkan untuk melihat perilaku konsumen secara real-time dan memformulasikan rencana pemasaran produk selanjutnya.
 
Untuk tahap pertama, tim Snapcart akan melakukan pengumpulan data massal, membangun awareness yang lebih luas, menambahan aktivasi, dan engagement pengguna. Hingga kini dalam sehari sudah ada lebih dari seribu struk yang diunggah pengguna.
 
Dengan adanya perbedaan format struk yang diterima, Snapcart melakukan perbaikan dan peningkatan sistem otomatisasi.
 
Dengan mengubah hasil foto yang diunggah pengguna menjadi teks menggunakan teknologi Optical Character Recognition (OCR) agar mengenali kualitas kertas dan jenis printer yang dipakai oleh waralaba serta hal teknis seperti  jenis ponsel yang dipakai pengguna.
 
“Kami berambisi bisa mencapai 1 juta unduhan dalam waktu kurang dari setahun. Sejauh ini kami telah bermitra dengan perusahaan FMCG, melakukan pemasaran digital melalui channel yang ada yang merupakan kombinasi kegiatan offline dan pemasaran online,” kata CTO Snapcart Laith Abu Rakty.
 
Seiring dengan meningkatnya pengguna ponsel pintar, Rey mengaku optimis pengunduh dan pengguna Snapcart juga akan bertambah.
 
“Jika sejauh ini kami menerima 1000 struk, proyeksi kami pertambahan struk belanja akan mengikuti jumlah pengguna paling tidak sebesar 50% struk belanja dari yang kami miliki sekarang ini setiap harinya,” katanya.
 
Meski aplikasi bisa diunduh secara gratis, ia memastikan perusahaan yang dinakhodainya memiliki cara monetisasi bisnis bukan dari segi pengguna. Pihak Snapcart menerima insentif dari perusahaan yang bekerjasama untuk setiap cashback produk mereka.
 
Filipina jadi langkah awal ekspansi di Asia Tenggara
 
Dapat suntikan 23 Miliar, Snapcart siap ekspansi ke FilipinaMenurut Rey (gambar) selain fokus meningkatkan layanan di Indonesia, dengan pendanaan yang didapatkan Snapcart akan melakukan ekspansi ke negara-negara di Asia Tenggara. Sebagai langkah awal, di kuartal pertama (Q1) 2016 Snapcart akan tersedia secara resmi di Filipina.
 
“Kami menargetkan ekspansi ke dua negara di Asia Tenggara, tepatnya di mana akan sangat tergantung dari dinamika pertumbuhan penetrasi mobile dan permintaan dari partner bisnis kami. Awalnya Filipina, nanti yang kedua akan bergantung pada dinamika pasar,” ungkapnya.
 
Menurutnya produk yang tersedia di luar negeri memiliki sejumlah perbedaan, mulai dari penggunaan bahasa, lokalisasi konten, penamaan merek, hingga ukuran dan harga produk yang bisa di-redeem pengguna.
 
Untuk mengawal ekspansi di Filipina, Snapcart menunjuk Mayeth Condicion sebagai chief data officer and co-founder. Selama 17 tahun Mayeth bekerja untuk Procter & Gamble sebagai direktur riset di bidang analitik dan riset konsumen di Asia.
 
Dengan memadukan teknologi, ilmu data dan pemahaman konsumer, diharapkan Snapcart bisa mendapatkan basis big data untuk perusahaan dengan shopper insights yang lebih baik.
 
Terkait dengan strategi bisnis yang akan diimplementasikan Snapcart di Filipina, Rey memastikan tidak ada yang berbeda. Reward berupa uang kembali dianggap sebagai hal yang umum dan diinginkan semua orang.
 
“Untuk strategi bisnis sendiri tidak akan ada perbedaan di negara-negara yang akan kami lakukan ekspansi. Itulah uniknya, pengguna bisa mendapatkan uang kembali dan seluruh brand yang beroperasi dimanapun mengalami masalah yang sama terkait consumer insight,” katanya.
 
Artikel Terkait:
 
Snapcart ubah struk belanja jadi uang tunai
 
Aplikasi kencan Spotted sasar pasar Asia

Halo Diana, asisten pribadi digital untuk segala kebutuhan 
 
 
Untuk mengakses lebih banyak berita-berita teknologi serta informasi terkini, silahkan ikuti kami di 
TwitterLinkedIn or sukai laman kami di Facebook.
 

 
Keyword(s) :
 
Author Name :
 
Download Digerati50 2020-2021 PDF

Digerati50 2020-2021

Get and download a digital copy of Digerati50 2020-2021