Joko Widodo ajak technopreneur Indonesia ke Silicon Valley
By Oleh Masyitha Baziad October 21, 2015
- Joko Widodo akan lakukan lawatan pertamanya ke AS
- Dijadwalkan makan malam dengan CEO Apple, Tim Cook
To read a slightly different version in English, click here.
UPDATE: Presiden Jokowi batalkan kunjungan ke Silicon Valley. Klik di sini untuk lebih lanjut.
MERAYAKAN setahun jabatannya sebagai Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, atau yang lebih akrab disapa ‘Jokowi,’ dijadwalkan akan melakukan kunjungan kenegaraan pertamanya sebagai Presiden ke Amerika Serikat pada 25 hingga 28 Oktober 2015.
Kunjungan kenegaraan ini adalah untuk menjawab undangan Presiden Amerika Serikat Barack Obama yang disampaikan melalui Sekertaris Negara Amerika Serikat John Kerry, pada pertemuannya dengan Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi, 22 September 2015 di Washington.
Ada yang menarik dari agenda kunjungan Joko Widodo ke AS kali ini. Jika biasanya kunjungan kenegaraan akan diiringi oleh sederet pertemuan bilateral pejabat pemerintahan, dan pertemuan bisnis dengan pengusaha besar sebuah negara, kali ini, agenda hari terakhir, tepatnya 28 Oktober 2015,
Jokowi dijadwalkan akan berkunjung ke area San Francisco untuk bertemu dengan komunitas bisnis dan para petinggi universitas. Demikian pernyataan resmi yang dikeluarkan oleh Kementerian Luar Negeri Indonesia.
Lebih jelas lagi, Joko Widodo akan bertandang ke kandang para perintis dan penggebrak dunia teknologi dan digital. Apalagi kalau bukan Silicon Valley.
“Benar, kunjungan Presiden nanti ke Amerika Serikat akan diakhiri dengan kunjungan ke Silicon Valley untuk bertemu dengan para raksasa teknologi,” papar Menteri Komunikasi dan Informasi Rudiantara pada awak media, 20 Oktober 2015 di kantornya.
Menurutnya yang akan turut mendampingi Joko Widodo dalam kunjungan kenegaraannya ke Amerika Serikat nanti, potensi Indonesia untuk menjadi komunitas digital terbesar di dunia sudah menggaung.
Namun sayangnya, dunia masih belum melihat kemampuan dan potensi tersebut lebih dekat.
“Kita akan menjadi komunitas digital terbesar, tetapi kita harus tunjukkan kita sudah punya apa saja. Makanya saya ajak para technopreneur untuk ikut serta ke Silicon Valley,” tambahnya.
Founder aplikasi transportasi Go-Jek Nadiem Makarim, cofounder dan CEO e-commerce Tokopedia William Tanuwijaya, pendiri jaringan komunitas Kaskus Andrew Darwis, serta pendiri situs jalan-jalan Traveloka Ferry Unardi, adalah sebagian nama technopreneur yang akan ikut serta dengan rombongan Presiden dalam kunjungan ke Amerika Serikat.
Alasan mengajak para technopreneur ini adalah untuk menjembatani dialog B2B (business to business) yang ingin diraih pemerintah Indonesia.
Rudiantara ingin agar para raksasa di Silicon Valley bisa melihat langsung calon-calon ‘unicorns’ (perusahaan dengan valuasi lebih dari US$1 miliar) dari Indonesia.
“Harapannya nanti, dengan adanya kunjungan ke Silicon Valley, maka bisa terjadi adanya pertukaran startup, pembinaan mentor, sampai pada adanya standarisasi modul pembinaan dan model inkubasi serta akselerasi yang lebih kreatif untuk diterapkan di Indonesia,” ujar pendiri perusahaan konsultan teknologi informasi Kibar, Yansen Kamto di kesempatan yang sama.
Yansen yang juga akan ikut dalam kunjungan bersama Presiden Jokowi ke Silicon Valley, menggarisbawahi bahwa pesan utama dari kunjungan ini adalah untuk menunjukkan bahwa Indonesia merupakan pemain besar dalam ekosistem digital dan teknologi, bukan sekedar basis pasar saja.
“Jika kita sudah menunjukkan apa yang kita punya, jika visi sejalan, maka kerjasama antara technopreneur Indonesia dan raksasa teknologi di Silicon Valley bisa dijajaki,” tambahnya.
Bagi para pelaku dan pemain di industri teknologi dan digital, langkah Presiden Joko Widodo mengunjungi Silicon Valley dan mengajak para technopreneur untuk ikut serta sebagai komunitas bisnis sebagai bentuk dukungan.
“Rasanya senang melihat pemerintah yang akhirnya memberikan dukungan lebih bagi terciptanya ekosistem digital, yang sebenarnya sudah terprediksi potensinya sejak lima tahun yang lalu,” ujar Partner Convergence Ventures, Donald Wihardja.
Donald yang sudah lebih dari 20 tahun malang melintang di sektor teknologi dan informasi Indonesia, melihat perkembangan perusahaan rintisan atau startup di tanah air begitu subur. Dia memprediksi dalam setahun, Indonesia akan melahirkan ‘unicorns’ pertamanya.
“Oleh karena itu, para technopreneur ini diajak ke Silicon Valley sebagai paket dari kunjungan kenegaraan, untuk menyampaikan cerita pada dunia, dan pada anak bangsa, agar semakin banyak yang termotivasi menjadi techpreneur di Indonesia,” ucapnya.
Dia pun menambahkan, akan menyusul rombongan Joko Widodo ke Silicon Valley minggu depan.
Bagi Rudiantara, meski tak menargetkan terjadinya kesepakatan bisnis langsung selama kunjungan ke Silicon Valley, namun harapannya para technopreneur Indonesia akan mampu memberikan pemahaman dari sisi pasar maupun regulasi bagi para raksasa teknologi di sana.
Hasil akhirnya, jika ada keinginan dari para perusahaan teknologi Silicon Valley untuk masuk ke Indonesia dan memanfaatkan peluang pasar yang ada, para perusahaan ini dapat bekerjasama dengan perusahaan teknologi lokal yang lebih mengerti pendekatan pasar di Indonesia.
Niat Apple buka fasilitas R&D di Indonesia
Meski tak masuk dalam agenda resmi yang dirilis ke publik, namun rupanya kunjungan Presiden Joko Widodo ke Silicon Valley juga akan disertai kunjugan ke kantor pusat Apple, dan dilanjutkan dengan makan malam bersama CEO Apple Inc Tim Cook, seperti yang dilaporkan oleh Reuters, 15 Oktober 2015.
Mengutip pernyataan Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Luhut Binsar Pandjaitan, yang juga akan mendampingi Presiden Joko Widodo dalam lawatan kenegaraannya, Reuters melaporkan bahwa Tim Cook dan Presiden Joko Widodo akan berbincang mengenai investasi industri timah.
“Apple menyatakan keinginannya untuk investasi di industri timah tepatnya di Bangka-Belitung, Indonesia. Apple ingin mendapatkan timah langsung dari sumbernya,” ujar Luhut pada Reuters.
Ketertarikan untuk investasi ini, disebabkan tudingan penyalahgunaan anak dalam pembuatan produk iPhone milik Apple yang dipublikasikan melalui film pendek ‘Apples broken promises’ di BBC Panorama pada 18 Desember 2014 lalu.
Dikonfirmasi terkait isu Apple yang ingin berinvestasi timah di Indonesia, Rudiantara (gambar di atas) mengaku tidak mengetahui perihal ini.
Yang diketahui Rudiantara bahwa perwakilan pihak Apple dari Singapura dan Amerika sudah bertemu dengannya minggu lalu, dan menyatakan niat Apple untuk menjajaki kesempatan membangun sebuah pusat riset dan pengembangan (research and development/R&D) di Indonesia.
“Saya belum mengetahui bagaimana detil model bisnis dari pembangunan fasilitas R&D tersebut, menurut pihak Apple mereka ingin mengadopsi model R&D di Brazil,” ujarnya.
Lebih lanjut, ia menyatakan pemerintah terbuka dan menyambut niat Apple untuk membuka fasilitas R&D di Indonesia.
Apalagi hal ini akan mendukung tercapainya regulasi Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) yang diharuskan dimiliki oleh setiap perangkat ponsel maupun tablet yang akan dijual di Indonesia.
Artikel Terkait:
Regulasi komponen lokal ponsel pintar, membingungkan
Dorong pertumbuhan pengguna internet, Indonesia percepat dukungan infrastruktur
Tahun 2020, transaksi e-commerce Indonesia mencapai US$130 miliar
Untuk mengakses lebih banyak berita-berita teknologi serta informasi terkini, silahkan ikuti kami di Twitter, LinkedIn or sukai laman kami di Facebook.