Kunjungi Indonesia, Sergey Brin lanjutkan kerjasama promosi pariwisata online
By Masyitha Baziad December 31, 2015
- Pasar promosi online ditambah, Indonesia targetkan 20 juta kunjungan pada 2019
- Temui Rudiantara, Google bantu tumbuhkan 8 usaha rintisan untuk tahun 2016
SEBULAN setelah kerjasama ‘Project Loon’ milik induk Google, Alphabet Inc disepakati dengan tiga operator besar Indonesia di Amerika Serikat, kini giliran co-founder Google, Sergey Brin yang berkunjung ke Indonesia.
Sergey yang minggu lalu berwisata ke pulau Raja Ampat di Papua, menyempatkan diri bertemu dengan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Parekraf), Arief Yahya serta Menteri Komunikasi dan Informasi (Menkominfo) Rudiantara,di Jakarta pada Senin, 28 Desember 2015.
Pertemuan Sergey dengan Arief merupakan kelanjutan sekaligus memperbarui kerjasama promosi pariwisata Indonesia secara online melalui produk-produk besutan Google seperti Google Search, Google Street View, Google Display Network dan YouTube.
Kerjasama antara Google dan Kemenparekraf sudah terjalin sejak akhir 2014 lalu. Kerjasama tersebut meliputi promosi wisata pada 2015 yang menyasar wisatawan asal Singapura, Malaysia, Jepang, Australia, dan Hong Kong (termasuk Tiongkok).
Hasilnya sepanjang 2015 jumlah kunjungan ke situs www.indonesia.travel mengalami peningkatan hingga 614 persen.
Melihat suksesnya kerjasama promosi pariwisata online tahun ini, Kemenparekraf pun melanjutkan kesepakatan kerjasama pada 2016 dengan pangsa pasar tambahan yakni Korea Selatan, Inggris dan Amerika Serikat.
Meski memiliki banyak tujuan wisata dan potensi wisata alam, jumlah kunjungan wisatawan ke Indonesia masih tertinggal bila dibandingkan negara lain di kawasan Asia Tenggara.
Menurut data Kemenparekraf jumlah kedatangan internasional World Bank sepanjang 2011 hingga 2015, Indonesia hanya mencatat kedatangan sebesar 8,8 juta.
Sedangkan Malaysia mencatat jumlah kedatangan sebesar 25,7 juta, Thailand sebesar 26,5 juta, dan Singapura sebesar 11,9 juta. Indonesia hanya mengungguli Filipina dengan jumlah kedatangan 4,6 juta dalam periode yang sama.
“Indonesia menargetkan 20 juta kunjungan wisatawan mancanegara pada 2019, publikasi promosi kami gencarkan melalui program televisi internasional, serta media online internasional seperti Google.
“Tujuannya untuk membuat ‘Wonderful Indonesia’ sebagai tajuk promosi wisata dikenal bukan hanya di wilayah Asia, namun bisa dikenal di Eropa dan Amerika,” demikian pernyataan resmi Kemenparekraf yang diterima Digital News Asia (DNA).
Dalam konferensi pers akhir tahun Kemenparekraf, di Jakarta, 30 Desember, Arief Yahya (gambar di bawah) menyatakan bahwa hingga akhir tahun 2015, diperkirakan akan ada sekitar 10 juta wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Indonesia.
Wisatawan mancanegara ini mampu menghasilkan devisa sebesar US$11,9 miliar (sekitar Rp164,6 triliun) bagi Indonesia dengan lama tinggal rata-rata selama 8,5 hari dan menghabiskan rata-rata US$1.190 (sekitar Rp16,5 juta) per wisatawan per kunjungan.
“Pertumbuhan pariwisata Indonesia tahun 2015 ini relatif lebih baik dibandingkan negara tetangga seperti Malaysia yang selama semester pertama 2015 mengalami pertumbuhan yang negatif,” kata Arief.
“Ke depan kita bisa melihat betapa besar dan positifnya potensi pertumbuhan pariwisata Indonesia, yang selama ini kurang tergarap secara optimal,” tambah dia.
Arief yang sebelumnya menjabat sebagai Presiden Direktur PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) ini, menargetkan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara di tahun 2016 meningkat hingga 12 juta kunjungan.
“Oleh karenanya promosi-promosi wisata Indonesia kita gencarkan terutama untuk menarik kembali perhatian calon wisatawan mancanegara agar Indonesia kembali masuk dalam wish list tempat berlibur bagi mereka,” harapnya.
Bertemu Rudiantara, bahas potensi e-commerce Indonesia
Selain melanjutkan kerjasama promosi pariwisata Indonesia, Sergey Brin juga melakukan “kunjungan pribadi ke kantor Kemenkominfo dan bertemu dengan Rudiantara”, seperti yang diinformasikan Biro Penerangan Kemenkominfo.
Rudiantara memanfaatkan kunjungan tersebut untuk menjelaskan perihal batalnya Presiden Joko Widodo mengunjungi Silicon Valley pada November lalu karena harus kembali menangani masalah kabut asap.
“Meski perjalanan lalu batal, namun Presiden masih berkeinginan untuk mengunjungi Silicon Valley,” papar Rudiantara.
Selain itu, Rudiantara mengajak Google untuk membantu tercapainya target seribu teknopreneur di Indonesia pada tahun 2020.
“Google dapat berperan untuk menciptakan bibit-bibit usaha rintisan, sehingga pelan-pelan usaha rintisan ini bisa menjadi teknopreneur,” ujar Rudiantara.
Sergey pun menanggapi dengan positif ajakan tersebut dan menyatakan dukungannya melalui program Google Launchpad Accelerator yang baru diluncurkan di Indonesia pada 17 Desember lalu.
“Tadi sempat dibicarakan bahwa Google Launchpad Accelerator dapat membantu menumbuhkan sekitar 8 usaha rintisan untuk tahun 2016, lalu akan ditingkatkan menjadi 30 usaha rintisan di tahun 2017,” tambah Rudiantara.
Artikel Terkait:
Orang Indonesia paling sering mencari isu ini di Google Search
Ujicoba Project Loon, Google anak tirikan penyedia jasa internet?
Joko Widodo ajak technopreneur Indonesia ke Silicon Valley
Untuk mengakses lebih banyak berita-berita teknologi serta informasi terkini, silahkan ikuti kami di Twitter, LinkedIn or sukai laman kami di Facebook.