BlackBerry ciptakan ekosistem aplikasi pesan BBM
By Oleh Masyitha Baziad October 20, 2015
- Revolusi BBM dari sekedar aplikasi pesan, jadi ekosistem sosial
- Terima 1,2 juta permintaan iklan tiap hari, BBM buka ads platform
DI usianya yang kesepuluh tahun pada 1 Agustus lalu, BlackBerry Messenger (BBM), aplikasi pesan milik perusahaan Kanada, BlackBerry Limited mulai bertransformasi menjadi ekosistem tersendiri.
Perubahan tersebut dilatari oleh beberapa faktor. Salah satunya, sejak tahun 2005 aplikasi pesan BBM yang selama ini hanya tersemat secara eksklusif di perangkat BlackBerry, mulai ditinggalkan penggunanya pasca kehadiran perangkat Android.
Menyadari perangkatnya mulai ditinggalkan, aplikasi pesan BBM akhirnya membuka diri untuk lintas platform pada 22 Oktober 2013. Pada akhirnya pengguna BlackBerry bisa menggunakan perangkat apapun untuk mengirim pesan melalui aplikas BBM, baik perangkat dari Backberry sendiri, iphone maupun Android.
“Inilah keuntungan BBM, pakai perangkat apa saja, tetap bisa menggunakan aplikasinya,” kata senior vice president BBM, BlackBerry, Matthew Talbot di ajang MMA Indonesia Forum 2015 di Ritz Carlton, Kuningan, Jakarta, belum lama ini.
Toh, menurut Talbot, BlackBerry justru diuntungkan, karena jumlah pengguna aplikasi BBM bertambah lebih dari 300 juta pengguna lintas platform. Jumlah tersebut diluar pengguna perangkat BlackBerry.
BBM jadi ekosistem
Tercatat, hampir dua tahun setelah BBM membuka diri dan tersedia di berbagai sistem operasi, pada Maret 2015 lalu, jumlah pemasang BBM telah mencapai 100 juta yang di-download melalui Google PlayStore.
Puaskah BlackBerry? Talbot (gambar di atas) menggeleng. Sebabnya, dia ingin membuat mengubah bilangan ‘juta’ menjadi ‘miliar’. “100 juta sangat baik, tapi satu miliar lebih baik lagi, karena itu kami tidak akan berhenti sampai di sini,” katanya.
BlackBerry sadar inilah ladang untuk meraup lebih banyak keuntungan dari aplikasi pesan BBM. Karena itulah, BlackBerry menciptakan ekosistemnya sendiri.
“Kami beralih menciptakan sebuah ekosistem, dan sebagian besar dari ekosistem tersebut adalah untuk menaungi merek, para pemasar, dan iklan,” aku Talbot.
Diakui Talbot, sesungguhnya ekosistem ini bukanlah sebuah temuan baru. Namun diciptakan ketika BlackBerry tak lagi bisa mengejar laju kompetisi di sektor perangkat ponsel maupun tablet.
BlackBerry masih optimis. Apalagi, mereka punya aplikasi pesan instan yang dapat bertransformasi menjadi platform mobile commerce. Dan, BBM pun dijadikan sebagai senjata untuk menarik para konsumen.
Pada akhirnya, BlackBerry mengikuti jejak penyedia layanan pesan lainnya. BlackBerry pun mengawinkan kegiatan sosial melalui perangkat mobile dengan menyisipkan kegiatan perdagangan (commerce) dan iklan dalam satu platform sekaligus, yakni platform layanan pesan BBM.
“Apa yang kami lakukan sekarang adalah membangun ekosistem yang dapat menaungi iklan, pembayaran, dan konten, serta memungkinkan konsumen mendapatkan apa yang mereka inginkan dalam genggaman tangan,” katanya.
Revolusi BBM untuk menjadi sebuah ekosistem mandiri adalah dengan menghadirkan beragam fitur dalam satu aplikasi, yaitu :
- BBM Chat & Voice: menghadirkan fitur dasar aplikasi pesan, serta panggilan suara, menghubungkan lebih dari 1 juta panggilan suara setiap hari.
- BBM Channels: fitur sosial layaknya Facebook, pengguna dapat mengunggah foto dan pesan, sudah ada 1,8 juta channel yang dibuat pengguna.
- BBM Shop: fitur perdagangan sticker, mampu menarik 250 juta kedatangan tiap bulan, 2 miliar sticker dikirim dan diterima setiap bulannya.
- BBM Payment: fitur transaksi pembayaran melalui BBM Money dan kerjasama dengan PayPal P2P.
- BBM Ads platform: menyediakan fitur native ads dan iklan video, dengan 1,2 miliar permintaan iklan dalam sehari.
Sistem pembayaran BBM payment
Dalam presentasinya, Talbot menegaskan bahwa segala upaya untuk membuat BBM menjadi ekosistem, tidak lepas dari bimbingan dan naungan BlackBerry Limited, yang diklaim memiliki sistem operasi paling lengkap dari hulu ke hilir di dunia.
“BlackBerry memiliki platform keamanan yang sudah diakui, dan ini terbukti dari masa ke masa. Inilah mengapa banyak lembaga pemerintahan di seluruh dunia menggunakan BlackBerry,” klaim Talbot.
Kepercayaan pelanggan terhadap BlackBerry masih tinggi. Oleh karenanya BlackBerry melalui BBM meluncurkan sistem pembayaran BBM Payment.
Di Indonesia, jasa pembayaran melalui BBM telah lebih dulu diperkenalkan dengan nama BBM Money yang bekerjasama dengan Permata Bank, pada September 2014 lalu.
Menurut Talbot, bukan rahasia lagi bahwa Indonesia adalah pasar penting BlackBerry, dan basis pengguna BBM terbesar di seluruh dunia. Indonesia saat ini memiliki 55 juta pelanggan aktif setiap bulannya.
BBM Money di Indonesia diperbarui pada Juni 2015, dengan fitur instant mobile payment, yang memudahkan pengguna untuk membeli atau membayar produk dan layanan yang dijual tanpa harus beranjak mencari mesin Anjungan Tunai Mandiri (ATM).
Cukup puas dengan BBM Money di Indonesia, maka di bulan Agustus 2015 BBM menggaet PayPal untuk membuat pengiriman dan penerimaan uang melalui aplikasi pesan.
Kerjasama ini jelas menyasar pelanggan BBM secara global, dengan syarat pelanggan memiliki akun PayPal, dan mengintegrasikannya di aplikasi BBM.
Nasib perangkat BlackBerry
Lengkapnya layanan yang ditawarkan oleh BlackBerry melalui aplikasi BBM, diakui Talbot adalah sesuatu yang ‘dinantikan’, terutama jika segala fitur didukung oleh sistem keamanan BlackBerry terjamin dan terpercaya.
Namun pergeseran menuju ekosistem ini juga menjadi pertanda bahwa fokus perusahaan akan tersita pada lini bisnis piranti lunaknya, dan pembangunan ekosistem aplikasi pesan ini. Lalu bagaimana dengan bisnis perangkatnya?
Dikutip dari pernyataan resmi laporan keuangan kuartal II/2015, BlackBerry berencana meluncurkan sebuah perangkat flagship bersistem operasi Android yang bernama Priv (gambar di atas).
CEO BlackBerry John Chen dalam tulisannya pada blog resmi Blackberry membenarkan rumor kehadiran perangkat ponsel besutan BlackBerry dan Android.
“Ada banyak rumor dan kabar burung terkait peluncuran ponsel pintar BlackBerry dan Android, saya konfirmasikan pada hari ini bahwa hari itu telah tiba,” katanya.
Dalam tulisan yang dipublikasikan pada 25 September lalu, Chen mengungkapkan, Priv bersistem operasi Android akan hadir sebelum akhir tahun 2015 dengan mengedepankan privasi dan produktivitas.
Chen menambahkan, bahwa strategi perusahaan saat ini adalah lintas platform, dan dengan permintaan pelanggan terhadap perangkat BlackBerry, maka ponsel Priv ini akan mampu memenuhi permintaan dan strategi perusahaan.
Belum ada kepastian kapan ponsel Priv ini akan diluncurkan dan pasar mana yang akan lebih dulu mendapatkan ‘kehormatan’ peluncuran pertama. Talbot hanya memastikan bahwa ponsel ini akan hadir sebelum tahun 2015 berakhir.
Sementara itu, situs BlackBerry global sudah memunculkan laman pra-registrasi untuk info terbaru mengenai Priv, langkah yang sama ditempuh saat meluncurkan perangkat flagship. BlackBerry mengungkap sedikit informasi perihal perangkat tersebut.
Salah satunya adalah dukungan terhadap Google Play Store.
Sayangnya situs BlackBerry Indonesia belum memunculkan laman ini, dan belum ada keterangan pasti kapan Indonesia akan menikmati ponsel terbaru besutan BlackBerry.
Artikel Terkait:
BlackBerry goes private, but what next?
Is Indonesia still a safe haven for BlackBerry?
BES12: The future of Blackberry?
BlackBerry expects an AtHoc boost to its turnaround
Untuk mengakses lebih banyak berita-berita teknologi serta informasi terkini, silahkan ikuti kami di Twitter, LinkedIn or sukai laman kami di Facebook.