Jaringan 4G LTE XL resmi sambangi Denpasar dan Surabaya
By Oleh Ervina Anggraini September 25, 2015
- Denpasar dan Surabaya kini didukung jaringan 4G LTE frekuensi 1800MHz
- Tak lama lagi, layanan serupa juga akan tersedia di Bandung dan Jakarta
KABAR gembira bagi masyarakat Surabaya dan Denpasar. Kini XL yang dioperasikan PT XL Axiata Tbk (XL) sudah tersedia layanan 4G LTE (Long-Term Evolution) secara komersil.
Layanan mobile broadband itu resmi beroperasi di kedua kota tersebut dengan memanfaatkan frekuensi 1.800MHz. Sebelumnya, layanan 4G LTE juga telah diluncurkan di Lombok, Mataram, pada Juli lalu.
Presiden direktur XL Dian Siswarini menyebut ada dua alasan utama mengapa Denpasar dan Surabaya dipilih sebagai kota yang bisa menikmati layanan 4G LTE. Itu karena, penataan ulang frekuensi 1800 MHz sudah rampung di wilayah Jawa Timur dan Bali.
“Denpasar merupakan kota turis yang menjadi destinasi wisata turis asing, sementara Surabaya sebagai kota bisnis nomor dua setelah Jakarta,” ungkapnya di sela-sela konferensi pers pada September 22 di Jakarta.
Selain alasan tersebut, Dian menyebut kebutuhan layanan data cepat menggunakan teknologi 4G LTE di kedua kota tersebut sangat tinggi. XL juga memastikan sudah mengantongi perizinan dari pemerintah sehingga proses komersialisasi jaringan 4G bisa dilakukan di kedua kota tersebut.
Di Surabaya, layanan 4G LTE bisa diakses pelanggan di daerah Gubeng, Manyar, Pakuwon, Margorejo, Tambaksari, Wiyung, Kenjeran, Manukan Kulon hingga Sidoarjo, dan Rungkut. Khusus untuk area Surabaya, XL telah menyediakan sekitar 200 BTS LTE.
Sementara di Bali, XL telah membangun sekitar 150 BTS 4G untuk melayani wilayah Denpasar, Kuta, Seminyak, Ubud, Bedugul, Sanur hingga Nusa Dua.
Secara bertahap, XL akan segera memperluas layanan 4G LTE di kedua kota besar tersebut dengan terus menambah infrastruktur pendukungnya.
Saat ini, ketersediaan jaringan 4G LTE di frekuensi 1800 MHz juga telah disokong oleh spectrum sebesar 10 MHz yang diklaim mampu memberikan transfer data hingga 75 Mbps.
Asal tahu saja, XL sudah lama menyiapkan semua keperluan menuju komersialisasi 4G LTE ini. Baik dari sisi jaringan maupun ekosistem penunjang, semunya sudah siap.
Dengan demikian, pelanggan tak perlu menunggu lama lagi untuk bisa menggunakan layanan 4G LTE di kota-kota yang siap secara infrastruktur dan regulasi.
Video streaming untuk edukasi pelanggan
Setelah melalui serangkaian proses uji coba di dalam dan luar ruangan di delapan kota, XL memastikan belum akan melakukan monetisasi bisnis dengan layanan 4G. Ada hal yang disebut lebih penting ketimbang melakukan monetisasi dari layanan yang penggunanya masih relatif kecil.
“Dari sisi konsumen, persiapan ekosistem menjadi salah satu pekerjaan rumah yang dihadapi operator dalam meningkatkan angka adopsi 4G LTE. Tentu di samping kesiapan jaringan untuk mengakomodir kebutuhan tersebut,” kata vice president 4G LTE PT XL Axiata Pantro Pander Silitonga.
Pantro menyebut setidaknya ada empat pekerjaan rumah yang perlu dilakukan untuk memperbesar ekosistem 4G. Ketersediaan perangkat pendukung dengan harga yang bisa dijangkau pelanggan, edukasi bagi pelanggan lama untuk mengganti kartu khusus yakni uSIM karena aplikasi teknologinya berbeda dengan kartu lama yang hanya mendukung jaringan 2G dan 3G.
Proses edukasi merupakan tantangan terberat dan membutuhkan waktu lama. Mengingat tidak sedikit pelanggan yang merasa tidak perlu beralih ke teknologi 4G, serta kebiasaan yang berbeda-beda.
“Dari interaksi yang kami lakukan, tidak sedikit pelanggan yang selalu bertanya kenapa harus migrasi, lalu apa yang bisa dilakukan kalau pakai LTE dan mereka merasa tidak butuh. Lain halnya dengan mereka yang sudah merasakan akses 4G biasanya nggak mau balik ke 3G,” katanya.
Modernisasi jaringan menjadi salah satu kebutuhan vital yang disebut Pantro berbeda dibandingkan saat migrasi layanan 2G ke 3G.
Dari segi BTS, teknologi 4G tidak mengharuskan operator untuk upgrade teknologi baru, mengingat hanya diperlukan sebuah kartu khusus yang dipasang dan penggunaan fiber optic untuk mengakomodir saluran data yang dibutuhkan pelanggan.
Implementasi 4G yang mulai dilakukan akan berimbas pada kenaikan kecepatan akses data dan kebutuhan bandwith yang cukup besar. Meningkatnya adopsi teknoligi 4G ini, diprediksi juga akan meningkatkan kebutuhan konsumen akan video.
“Untuk memberikan pengalaman nyata yang berbeda saat menggunakan akses data di jaringan 3G dan 4G, XL mendorong pengguna memaksimalkan fitur video. Dengan begitu kesiapan ekosistem bisa dilihat dari perkembangan perangkat yang mendukung 4G, karena otomatis akan tercipta pengalaman berbeda yang bisa menjadi nilai tambah sendiri,” vice president Network Planning & Development PT XL Axiata Budi Harjono menjelaskan.
Siklus lima tahunan
Sekadar catatan, implementasi teknologi generasi keempat dianggap terlambat pengaplikasiannya di Indonesisa. Meski terlambat, namun banyak pihak, termasuk operator dan pelanggan, merasa optimis dengan kehadirannya.
Dian Siswarini menyebut, ini bukan pertama kali Indonesia mengalami perlambatan dalam mengadopsi teknologi terbaru. Sebenarnya teknologi 4G sudah dikenalkan sejak 2010, tapi di Indonesia teknologi ini baru mulai dikomersialkan tahun ini.
“Bukan tidak mungkin jika saat ini dunia tengah mengembangkan teknologi 5G nanti impelentasi di sini baru tahun 2020,” ungkapnya.
XL sendiri, sebelum mulai mengkomersialkan jaringan 4G, sudah melakukan proses uji coba secara teknis pada 2010 dan uji coba lebih luas di dalam dan luar ruangan pada 2013. Kemampuan akses data yang lebih baik, disebut Dian bisa mendukung program penyediaan broadband nasional yang digagas pemerintah.
Senada dengan Dian, Pantro (gambar) menyebut terjadi kenaikan adopsi perangkat 4G oleh pelanggan XL sepanjang periode Januari hingga Agustus 2015 mencapai 50 persen. Hingga kini sedikitnya ada 6 persen pelanggan yang aktif menguji coba jaringan 4G.
Sayangnya Pantro tidak menyebut secara pasti berapa jumlah pelanggan yang sudah memanfaatkan jaringan 4G. “Saya yakin pangsa pasar 4G bisa mencapai lebih dari 30 persen,” katanya.
Berbagai upaya mulai dari edukasi hingga bundling smartphone 4G nantinya akan dilakukan oleh XL untuk memperbesar ekosistem. Setelah ini, anak perusahaan Axiata Group Berhad ini menargetkan bisa menggelar 4G LTE di kota Bandung dan Jakarta setelah spektrum 1.800MHz selesai ditata ulang sesuai mandat Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) sebelum memasuki tahun 2016.
Artikel Terkait:
Nasib industri telekomunikasi di tengah anjloknya rupiah
Trik operator pertahankan loyalitas pelanggan
Hadapi era 4G LTE, siapkah ekosistem industri telekomunikasi Tanah Air?
Dorong pertumbuhan pengguna Internet, Indonesia percepat dukungan infrastruktur
Untuk mengakses lebih banyak berita-berita teknologi serta informasi terkini, silahkan ikuti kami di Twitter, LinkedIn or sukai laman kami di Facebook.