Pesta diskon Harbolnas raup transaksi Rp 2,1 triliun
By Ervina Anggraini December 18, 2015
- Selama tiga hari perusahaan logistik distribusikan 92 ribu paket pesanan
- 57% netizen yang berbelanja daring merupakan laki-laki
PESTA diskon yang dilakukan 140 e-commerce selama tiga hari di ajang Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas) mendapatkan sambutan luar biasa dari masyarakat.
Event tahunan berlangsung pada 10-12 Desember lalu berhasil mencatatkan kenaikan traffic rata-rata 5 hingga 10 kali lipat dibandingkan hari-hari normal.
Bukan hanya itu, sejumlah pelaku e-commerce besar mengaku kebanjiran pesanan dengan jumlah peningkatan mencapai 7 hingga 10 kali lipat. Pelaku e-commerce kecil juga mengalami hal yang sama, mengalami kenaikan pendapatan sekitar 1,5 hingga 5 kali lipat dibandingkan hari-hari biasa.
Ketua Harbolnas sekaligus SVP strategic marketing partnership Lazada Indonesia, Indra Yonathan mengakui, jika Harbolnas bukan hanya memberikan pengaruh bagi 140 e-commerce yang berpartisipasi dalam pesta diskon rutin tersebut.
Momen Harbolnas tahun ini juga banyak dimanfaatkan oleh e-commerce yang menggunakan beragam sosial media.
“Instagram merupakan salah satu sosial media yang banyak digunakan oleh e-commerce dalam mempromosikan diskon mereka bertepatan dengan Harbolnas,” ungkap Indra disela konferensi media di Jakarta, 17 Desember 2015.
Meski tidak tergabung dengan 140 e-commerce yang menginisiasi Harbolnas tahun ini, namun Indra mengaku tidak keberatan jika momen rutin tahunan tersebut dimanfaatkan oleh banyak pihak.
Peran sosial media dalam mengampanyekan Harbolnas sangatlah penting, sehingga terjadi lonjakan transaksi dan pendapatan tiap e-commerce.
“Kontribusi sosial media terhadap perhelatan Harbolnas sangat besar. Tahun ini informasi diskon yang dibagikan paling banyak diketahui netizen dari Twitter. Kemudian, di peringkat kedua dari Instragram yang tahun ini melampaui Facebook, dan di peringkat ketiga melalui influencer oleh pengguna Path,” ucap co-founder dan CEO Kofera Technology Bachtiar Rifai.
Perusahaan yang fokus pada big data analytic tersebut menyebut, saat ini masyarakat sudah lebih banyak mengetahui informasi tentang Harbolnas.
Beragam channel digital dan tradisional pun membantu masyarakat dalam mencari informasi lebih banyak mengenai pesta belanja daring tahunan tersebut.
“Hasil survei kami menunjukkan 76 persen pengguna internet sudah mengetahui apa itu Harbolnas. Sebanyak 39 persen diantaranya mengaku tahu informasi tersebut dari televisi, 29 persen lainnya dari situs belanja daring dan sisanya dari sosial media,” pungkas Bachtiar.
Bachtiar menyebut, ada kenaikan tren cukup tajam dalam hal belanja daring dibandingkan tiga tahun sebelumnya. Belanja daring diketahui meningkat hingga 10 kali lipat dengan tiga kota utama yang mencatatkan transaksi terbesar yakni Jakarta, Jawa Timur dan Sumatera Utara.
Pertumbuhan transaksi daring pengaruhi industri lain
Tingginya animo masyarakat, menurut studi Nielsen, menjadikan 50 persen netizen melakukan pengulangan transaksi untuk barang yang sudah dibeli sebelumnya.
Hanya dalam waktu tiga hari saja, perusahaan riset asal New York ini menyebut penjualan daring meningkat hingga 1,8 kali saat momen Harbolnas.
“Dari hasil studi kami terhadap netizen yang melakukan transaksi daring selama tiga hari tersebut, kami mengestimasi transaksi saat Harbolnas menyentuh Rp 2,1 triliun,” ucap associate director consumer insights Nielsen Rusdi Sumantri.
Lebih lanjut Rusdi menyebut ada tiga barang yang paling banyak diburu oleh masyarakat, yakni fashion, gadget dan elektronik. Tingginya animo belanja daring juga mau tak mau mempengaruhi industri lain yang bersentuhan dengan e-commerce, termasuk industri logistik dan perbankan.
Untuk meminimalisir kendala pengiriman dan pembayaran, sebagai ketua Harbolnas Indra mengaku, sudah melakukan persiapan dan pembahasan ke perusahaan logistik sejak beberapa bulan sebelumnya.
“Agar tidak terjadi kesalahan pengiriman, pelaku e-commerce sudah membicarakan masalah lonjakan pengiriman saat Harbolnas ke perusahaan logistik dari jauh-jauh hari.
“Selain itu untuk mendapatkan kepercayaan konsumen, sejumlah perusahaan juga sudah memberikan jaminan keamanan untuk setiap barang yang dibeli konsumen,” tandas Indra.
Selama tiga hari perhelatan Harbolnas, menukil data dari perusahaan logistic terjadi lonjakan pengiriman barang menjadi 92 ribu paket dibanding hari normal sebanyak 10 ribu paket.
Senada dengan perusahaan logistik, Bank Mandiri mencatat kenaikan transaksi e-commerce oleh nasabah sampai 601% dari hari biasanya sebesar 162 persen.
Laki-laki lebih hobi belanja daring
Dalam studi terkait dengan Harbolnas 2015, Rusdi mengaku kali ini mendapatkan sejumlah tren menarik di tengah masyarakat.
Sedikitnya 80 persen diantara netizen yang melakukan transaksi daring berusia 25 hingga 44 tahun dan diisi oleh masyarakat dari kelas A dan B dengan pengeluaran rutin bulanan sebesar Rp 2,5 juta hingga Rp 4 juta.
“Dari 700 pengguna internet di 19 kota yang terlibat dalam studi kami, ditemui ada 57 persen diantaranya merupakan laki-laki yang aktif ‘berburu’ diskon dari situs e-commerce,” kata Rusdi.
Berdasarkan temuan tersebut, Rusdi menyebut anggapan perempuan sebagai sosok yang hobi berbelanja mampu ditepis. Seiring dengan tingginya mobilitas 50 persen netizen menggunakan ponsel pintar untuk mengakses diskon selama perhelatan Harbolnas.
Sejak momen pesta diskon rutin dimulai atau tepat jam 00:00 pada 10 Desember, diketahui ada 8 juta pengakses mulai memburu diskon di situs resmi Harbolnas.
Bukan hanya mencuri perhatian di hari pertama, 86 persen penikmat belanja daring memanfaatkan waktu selama bekerja yakni jam 9 pagi hingga 3 sore untuk mencari diskon.
Senada dengan temuan Nielsen, hasil riset Kofera juga mendapati jika hari pertama dan hari ketiga perhelatan Harbolnas berhasil mencuri perhatian masyarakat. Puncak akses belanja terjadi pada hari terakhir dengan total pengakses dan transaksi mencapai dua kali lipat dari dua hari sebelumnya.
“Hari terakhir Harbolnas kebetulan pas akhir pekan sehingga masyarakat lebih banyak melakukan transaksi dari rumah, trennya berubah dibanding akhir pekan tanpa pesta diskon, di mana kebanyakan orang lebih memilih berbelanja ke pusat perbelanjaan,” ucap Bachtiar (gambar).
Selain mencuri perhatian netizen yang terbiasa berbelanja daring, Harbolnas tahun ini istimewa dibandingkan tahun sebelumnya. Dalam tiga hari tercatat ada 300 ribu pengguna internet yang baru pertama kali melakukan transaksi daring.
“Tahun ini menjadi tahun yang sangat menarik, selain banyak tren dan fenomena baru yang kami temui, tahun ini juga istimewa karena bukan hanya orang yang itu-itu saja yang berbelanja.
“Selama ini kami justru menganggap Sabtu sebagai ‘hari keramat’ karena sepi transaksi, tapi yang terjadi justru sebaliknya karena menjadi puncak hari belanja, hal itu memudarkan mitos bagi para pemain e-commerce,” ucap Indra.
Diskon fiktif warnai Harbolnas 2015
Meski pun penyelenggaraan tahun ini terbilang sukses, namun Indra tidak memungkiri jika masih terdapat kekurangan terutama dari sisi ‘diskon fiktif’. Terlebih selama berlangsungnya Harbolnas masyarakat menemui adanya penawaran janggal, salah satunya di situs Lazada.
“Kami akui memang ada beberapa reseller nakal yang menawarkan diskon fiktif, mereka mengkatrol harga dulu, baru kemudian memberikan diskon. Kami kecolongan karena tahun ini ada kejadian seperti itu,” ucap Indra.
Untuk mengatasi hal tersebut, Indra mengaku pihak perusahaan tempatnya bekerja langsung bertindak dengan menonaktifkan penjual.
Pihaknya memastikan akan memperketat proses pengendalian kualitas dan secara kolektif menyaring penjual yang akan bergabung dalam pesta belanja itu.
Saat ditemui di kesempatan berbeda, ketua Asosiasi E-commerce Seluruh Indonesia (idEA), Daniel Tumiwa menyebut, demi memberikan iklim transaksi belanja daring yang lebih kondusif, e-commerce yang terlibat dalam perhelatan Harbolnas harus bersedia mengumumkan akumulasi nilai transaksi selama kurun waktu tersebut.
“Kami berharap kesempatan ini (Harbolnas-red) bisa menjadi ajang untuk edukasi konsumen mengenai seru dan nyamannya berbelanja online. Dengan merilis nilai transaksi merupakan bagian dari edukasi dan turut menegaskan posisi industri e-commerce nasional,” kata Daniel.
Himbauan yang diutarakan Daniel terkait dengan kritik keras yang diterima Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) mengenai penyelenggaraan Harbolnas.
Berdasarkan aduan yang datang dari konsumen mengenai belanja daring, YLKI menilai perusahaan e-commerce yang terlibat masih mengesampingkan aspek perlindungan konsumen.
Artikel Terkait:
Harbolnas, 140 e-commerce tawarkan diskon hinga 90%
Ritel offline di Indonesia akan kalah pamor dengan portal belanja daring
Menuju industri ecommerce Indonesia
Logistik dan pembayaran pendukung ecommerce yang kerap terlupakan
Untuk mengakses lebih banyak berita-berita teknologi serta informasi terkini, silahkan ikuti kami di Twitter, LinkedIn or sukai laman kami di Facebook.