Uber uji coba layanan pembayaran tunai di Bandung

  • Merangkul pengguna yang masih bergantung pada transaksi tunai
  • Jika uji coba di Bandung berhasil, akan tersedia di Jakarta dan Bali
Uber uji coba layanan pembayaran tunai di Bandung

PERUSAHAAN aplikasi penyedia jasa transportasi berbagi Uber Technologies Inc, akhirnya menyediakan pilihan moda pembayaran tunai bagi para penggunanya di wilayah Bandung, Jawa Barat.
 
Hal ini dilakukan Uber karena menyadari mayoritas masyarakat Indonesia masih menggunakan uang tunai dalam melakukan transaksi sehari-hari, termasuk saat bertransportasi.
 
Berdasarkan data inklusi finansial Bank Dunia, dari 177,7 juta masyarakat Indonesia dewasa (berusia 15 tahun ke atas) hanya 36 persen saja yang memiliki akun di bank, dan 1,1 persen saja yang menggunakan kartu kredit dalam bertransaksi.
 
Penetrasi kartu kredit yang rendah ditambah dengan kenyataan bahwa ada 70 persen masyarakat yang memilih menggunakan anjungan tunai mandiri (ATM) untuk menarik uang dan bertransaksi, akhirnya Uber yang tadinya hanya memperbolehkan transaksi melalui kartu kredit, kini menyerah. Mau tak mau, Uber harus mengikuti budaya masyarakat setempat.
 
Layanan pembayaran dengan uang tunai pertama kali diuji cobakan di Hyderabad, India, lalu diluncurkan secara bertahap di Kenya, Arab Saudi, Vietnam, dan terbaru di Filipina, pada 4 November kemarin. Indonesia menjadi negara keenam yang menikmati pilihan layanan ini.
 
Uber uji coba layanan pembayaran tunai di Bandung“Uber memiliki sebuah tujuan yang sederhana, yakni memastikan bahwa kami memberikan akses pilihan transportasi yang aman, nyaman, dan terpercaya kepada seluruh lapisan masyarakat.
 
“Kami memahami bahwa uang tunai masih menjadi pilihan transaksi utama jutaan masyarakat Indonesia, terutama di kota-kota kecil,” ujar regional general manager Uber untuk Asean dan Oceania, Mike Brown dalam pernyataan persnya yang diterima Digital News Asia (DNA).
 
Pilihan pembayaran tunai ini dapat dinikmati oleh pengguna Uber di wilayah Bandung dengan memilih opsi pembayaran ‘TUNAI’ sebelum berkendara. Kemudian  pengguna dapat melakukan pembayaran dengan uang tunai setelah sampai ke tujuan.
 
Meski demikian, perusahaan mengingatkan bahwa tidak semua pengguna bisa segera melihat pilihan pembayaran tunai tersebut, karena pilihan ini masih dalam tahap percobaan. Harapannya, dalam beberapa minggu ke depan, pilihan ini akan tersedia untuk semua penggunanya.
 
Bandung jadi pusat uji coba awal
 
Menurut data Dinas Perhubungan Kota Bandung, saat ini ada 11 perusahaan taksi yang mengantongi izin resmi pemerintah kota maupun provinsi. Ke 11 perusahaan taksi ini mengoperasikan kurang lebih 2.000 armada taksi yang berpotensi melayani hampir 3 juta penduduk kota Bandung.
 
Masih ada celah, bagi moda transportasi lain untuk menikmati bisnis taksi di kota ini. Karena  masih memiliki ruang untuk bersaing, Uber pun hadir menjadi solusi transportasi modern di kota Bandung sejak Mei 2015 lalu.
 
Setelah enam bulan beroperasi di Bandung, dengan cepat kota ini menjadi basis bagi pengguna Uber dengan pemahaman teknologi  dan keterlibatan komunitas yang baik.  Selain itu, hubungan baik juga sangat terjaga antara Uber, mitra koperasi dan penyewaan mobil, serta mitra pengemudi.
 
“Uber memiliki tim yang solid, kuat dan berkembang di Bandung. Kesemuanya adalah elemen penting bagi Uber untuk mendapatkan umpan balik berupa data dan informasi dari uji coba pilihan pembayaran tunai,” ujar communication lead Uber untuk Asia Selatan dan India, Karun Arya pada DNA melalui surat elektronik.
 
Hal ini senada dengan pernyataan beberapa pengemudi Uber yang beroperasi di wilayah Bandung.
 
“Di Bandung selama ini tidak ada masalah berarti. Jika ada isu seperti penangkapan atau razia, perwakilan pihak Uber akan langsung datang dan memberikan pengumuman serentak kepada koperasi atau perusahaan penyewa mobil,” ujar pengemudi Uber Bandung, Dede Sukardi pada DNA saat dihubungi melalui telepon.
 
“Para pengemudi pun diundang untuk mendengar sendiri klarifikasi isu-isu tersebut. Responnya cepat dan serentak, jadi kami di sini punya arahan jelas,” sambungnya.
 
Pengemudi Uber lainnya, Rendy Ase menyatakan bahwa hubungan antar sesama pengemudi sangat baik terjalin. Mereka seringkali berbagi pengalaman dan saling memberi dukungan.
 
“Kalau di Bandung semua seperti keluarga, Uber ini teknologi, memberikan kemudahan bagi masyarakat, kami sebagai pengendara seperti sahabat, saling berbagi pengalaman, dan memberikan tips bagaimana agar layanan kami lebih baik,” ujar Rendy pada DNA.
 
Pengguna di Bandung pun menyambut baik uji coba pilihan pembayaran tunai yang diberlakukan oleh Uber di Bandung.
 
Uber uji coba layanan pembayaran tunai di Bandung“Kan tidak semua orang punya kartu kredit, kartu debit saja terkadang cuma untuk tarik uang di mesin ATM. Mahasiswa di Bandung banyak, dan banyak yang ingin pakai Uber tapi terkendala kartu kredit,” ujar Anita Hapsari, mahasiswa salah satu universitas negeri di Bandung.
 
“Selama ini masih menumpang kartu kredit orang tua, rasanya tidak nyaman karena laporan kartu kredit kan langsung ke orang tua, mau kemana-mana jadi tidak bebas. Paling tidak bisa pakai kartu debit,” ungkap Riri Dewinta, yang juga seorang mahasiswa.
 
Karun menambahkan bahwa pilihan moda pembayaran tunai ini selain menjadi solusi bagi masyarakat Indonesia, juga menjadi sebuah uji coba inovasi bagi Uber. Jika uji coba ini berhasil, maka data, informasi dan sistem yang diterapkan di Bandung, akan menjadi acuan untuk kota-kota lainnya di dunia.
 
“Uji coba ini akan memberikan kami wawasan mengenai apa saja yang dibutuhkan untuk mengaplikasikan sistem ini di kota-kota lain.
 
“Proyek uji coba di Bandung akan memberikan dampak bagi bisnis Uber di seluruh dunia, terutama di pasar dengan ekonomi berkembang seperti Amerika Latin, Afrika dan sebagian Asia yang mayoritas masih bergantung pada uang tunai,” pungkas Karun.
 
Meski tidak menyebutkan target spesifik, namun Uber berharap dapat meluncurkan layanan uang tunai ini di Jakarta dan Bali dalam beberapa bulan ke depan, hingga awal 2016.
 
Ekspansi pasar, tantangan semakin besar
 
Uber uji coba layanan pembayaran tunai di BandungBagi executive director sekaligus Profesor Ilmu Komputer Perbanas Richardus Eko Indrajit (gambar), langkah uji coba pembayaran tunai Uber ini adalah strategi perusahaan untuk mengincar pasar yang lebih besar di Indonesia.
 
“Jika sebelumnya dengan moda pembayaran kartu kredit Uber mengincar segmen masyarakat kelas menengah ke atas, sekarang Uber nampaknya ‘haus’ untuk mengincar segmen ‘gendut’ di Indonesia, yakni masyarakat menengah ke bawah,” ujar Richardus pada DNA dalam wawancara melalui telepon.
 
Permasalahannya di sini, menurut Richardus, bukan pada moda pembayaran tunai, tapi pada sasaran pasar yang diincar Uber.
 
Masyarakat yang menggunakan uang tunai dalam bertransportasi, adalah mereka yang menggunakan taksi dan angkutan umum konvensional dalam kesehariannya.
 
“Uber harus memikirkan bagaimana menyikapi potensi protes yang akan datang dari para pelaku moda angkutan konvensional, karena jika sudah membolehkan pembayaran tunai, artinya ingin masyarakat kelas bawah juga ikut menggunakan Uber,” tuturnya.
 
Bagi Richardus, inilah dua sisi dari gebrakan teknologi atau disruptive technology yang ramai digawangi para eksekutif muda dunia, termasuk aplikasi transportasi Uber.
 
Satu sisi inovasi yang terpikirkan adalah solusi mutakhir yang dapat menjawab masalah masyarakat, sisi lainnya adalah tantangan yang datang dari pebisnis konvensional yang sudah lebih dulu ada di industry ini.
 
“Ibaratnya, para penggiat disruptive technology ini lebih dulu mengenal internet dan inovasi daripada bisnis. Solusi yang ditawarkan sangat inovatif, tapi luput dan seringkali tidak peka pada sisi bisnis konvensional,” pungkasnya.
 
Solusinya bagi Richardus adalah mengawinkan bisnis konvensional yang ada dengan disruptive technology ini yang dia sebut sebagai hybrid business.
 
Contoh hybrid business ini adalah penggunaan solusi disruptive technology oleh pemerintah atau organisasi konvensional untuk bersama-sama menyelesaikan masalah publik, seperti yang dilakukan oleh pemerintah DKI Jakarta, aplikasi keluhan Qlue, serta aplikasi transportasi daring GoJek yang meluncurkan Go-Busway dan Qlue Transit.
 
“Tidak perlu bersaing satu sama lain, pasar Indonesia terlalu besar, semua bisa menang,” tambahnya sambil menyatakan bahwa para pelaku disruptive technology, pebisnis konvensional, dan pemerintah harus mampu duduk bersama demi kepentingan masyarakat.
 
Moda pembayaran tunai yang diujicobakan Uber di Bandung, menurut Richardus, akan menguntungkan dari sisi konsumen maupun perusahaan, asalkan moda pembayaran tunai ini tidak menambah beban biaya karena proses pengumpulan uang yang lebih kompleks dibandingkan kartu kredit.
 
Menanggapi soal kompetisi dan tantangan ke depan, Uber kembali menegaskan bahwa keberadaannya di Indonesia adalah untuk memberi solusi transportasi yang dapat diandalkan.
 
Uber uji coba layanan pembayaran tunai di BandungKarun (gambar) menyatakan bahwa layaknya di seluruh dunia, di Indonesia pun Uber terus berupaya untuk bekerjasama dengan pemerintah untuk mencapai tujuan bersama.
 
“Sangat penting bagi kami untuk dapat menjelaskan pada pemerintah bagaimana cara kerja aplikasi Uber dan apa nilai yang dibawa aplikasi ini pada industri transportasi nasional.”
 
“Satu hal yang pasti, pengguna dan mitra pengendara Uber sangat memahami peluang besar dan pilihan yang diberikan oleh aplikasi Uber,” pungkas Karun.
 
Saat ini Uber masih melakukan pendekatan dan dialog intensif dengan pemerintah pusat dan daerah, dengan harapan membuka peluang kerjasama di bidang transportasi di Indonesia.
 
Artikel Terkait:
 
Diburu terus oleh Pemda Jakarta, Uber akhirnya proses menjadi legal
 
Jakarta bentuk Satgas khusus awasi Uber… dan GrabCar
 
Jakarta luncurkan Go-Busway dan Qlue Transit
 
Services startups: A trend that is sweeping up?
 
 
Untuk mengakses lebih banyak berita-berita teknologi serta informasi terkini, silahkan ikuti kami di 
TwitterLinkedIn or sukai laman kami di Facebook.
 

 
Keyword(s) :
 
Author Name :
 
Download Digerati50 2020-2021 PDF

Digerati50 2020-2021

Get and download a digital copy of Digerati50 2020-2021